Sesungguhnya Allah membenci Orang yang Pandai Masalah Dunia, namun Bodoh Masalah Akhirat

Sesungguhnya Allah membenci Orang yang Pandai Masalah Dunia, namun Bodoh Masalah Akhirat


Hadist

Pernahkah teman-teman mengalami hari yang begitu sibuk? Begitu sibuk hingga merasakan bahwa satu hari tersebut sangatlah melelahkan hingga melewatkan kewajiban kita sebagai umat muslim yaitu sholat 5 waktu. Atau, pernahkah teman-teman berada di fase sedang beristiqomah mengerjakan sunnah-sunnah Allah azza wa jalla, seperti sholat dhuha, mengaji selepas maghrib dan isya’, menyantuni anak-anak yatim dan fakir miskin, tetapi tiba-tiba urusan pekerjaan atau perkuliahan menyita banyak waktu teman-teman sehingga amalan-amalan sunnahnya menjadi bolong-bolong dan malah tidak dikerjakan sama sekali. Seperti itulah... Allah membenci orang-orang yang terlalu mengejar urusan di dunia, ketimbang mengutamakan urusan akhirat.
Tidak ada salahnya jika kita bekerja dengan giat dan keras. Allah sangat menyukai hamba-Nya yang bekerja dengan giat dan tidak berpangku tangan. Akan tetapi... jika pekerjaanmu di dunia justru mengabaikan kewajibanmu sebagai umat muslim bahkan hingga melalaikan sholat, itulah yang dibenci oleh Allah azza wa jalla. Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,

إِنَّ اللهَ تَعَالىَ يُبْغِضُ كُلَّ عَالِمٍ بِالدُّنْيَا جَاهِلٍ بِالْآخِرَة

“Sesungguhnya Allah ta’ala membenci orang yang pandai dalam urusan dunia namun bodoh dalam perkara akherat”. (HR. Al-Hakim ,dishahihkan oleh al-Albani).
serta kalam Allah azza wa jalla dalam surat Ar-Rum ayat 7 yang berbunyi...

يَعْلَمُونَ ظَٰهِرًا مِّنَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ ٱلْءَاخِرَةِ هُمْ غَٰفِلُونَ

Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai. (Q.S Ar-Rum : 7)

Diperjelas kembali dalam tafsir Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di  berkata, “Sungguh mengherankan ada yang begitu brilian dalam ilmu atom, listrik, bahkan mereka ialah ahli dalam bidang transportasi darat, laut dan udara, kebrilianannya begitu mencolok. Mereka terlihat sangat pandai dalam ilmu keduniaan tadi. Mereka pandang dengan takdir Allah yang lain tak secerdas mereka. Akhirnya mereka menganggap diri mereka hebat dan pintar, hingga memandang yang lain sebelah mata. Namun sangat disayangkan, mereka malah ‘buta’ dalam hal agama. Mereka malah jadi orang yang benar-benar lalai dari akhirat. Mereka tak memandang bahwa hidup di dunia pasti ada akhirnya. Mereka benar-benar berada dalam kepandiran. Mereka lupa pada Alah, maka pantas saja mereka dilupakan oleh diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hlm. 637).

Seperti tafsiran di atas, jika kita memiliki kepandaian di ilmu dunia, seperti matematika, pengetahuan umum, pengetahuan sosial, bahasa dan sastra, bahkan filosofi akan tetapi kita nol di dalam ilmu ‘diin (ilmu agama) hal tersebut kurang bernilai di mata Allah. Apakah kalian tahu? Jika ilmu ‘diin meliputi seluruh ilmu yang ada di dunia. Orang yang belajar ilmu ‘diin sudah pasti mereka mengerti akan ilmu dunia juga, akan tetapi orang yang hanya mempelajari ilmu dunia belum tentu mereka memahami akan ilmu ‘diin. Orang yang mempelajari ilmu ‘diin pasti mempersiapkan pembekalan yang baik untuk kehidupan di dunia setelahnya (akhirat), tapi orang yang hanya mempelajari ilmu dunia tanpa mempelajari ilmu ‘diin hanya fokus untuk mengejar kehidupan dunia tanpa merasa perlu untuk mempersiapkan bekal untuk di akhirat kelak. Di sisi lain, jika kita terlalu pasrah akan kehidupan di dunia, dan berharap kehidupan yang enak di akhirat kelak tanpa mau berusaha dan beribadah kepada Allah azza wa jalla itu tidak dibenarkan. Menjadi manusia yang tidak mau bekerja, tidak mau berusaha dengan giat di dunia, tidak mau belajar akan sesuatu, mengandalkan berdoa kepada Allah azza wa jalla saja memohon kekayaan, memohon kesehatan tanpa mau berusaha bekerja mencari nafkah dan malas untuk berolahraga, sama saja bohong. Hal tersebut juga tidak disukai oleh Allah.

kutipan • Juni 4, 2022